1. Yang tidak mau hormat bendera, mengikuti fatwa ulama yang mengharamkan, tapi saat ada panggilan jihad syar'i, melawan penjajah asing yang ingin menjajah negeri ini, mereka yang pertama menyambutnya dengan gagah berani lillahi ta'ala.
2. Yang katanya hormat bendera, tapi terdepan dalam korupsi, dan saat ada panggilan jihad, sangat mungkin menjadi yang pertama kabur ke luar negeri.
Saya buat tamsil agak tajam seperti ini, sekadar ingin menunjukkan, cinta dan membela tanah air (negeri milik kaum muslimin) dari rongrongan penjajah, itu ajaran Islam dan bagian dari jihad yang diwajibkan dalam Islam. Jadi jangan ragukan militansi umat Islam dalam membela negerinya.
Sedangkan soal hormat bendera dan semisalnya, anggaplah itu perbedaan pandangan fiqih, sama seperti qunut dan tidak qunut. Toh yang tidak mau hormat bendera, belum tentu mereka mengafirkan seluruh muslim. Kalau mengafirkan seluruh muslim, selain kelompok mereka, baru layak disebut ekstrem dan dikritik keras. Kan faktanya, tidak.
Sebaliknya, yang koar-koar paling pancasila, paling cinta bangsa, dll., sambil kampanye anti radikalisme, kepak sayap ayam kfc, dan semisalnya, ternyata banyak yang terdepan dalam korupsi, dalam membuat kebijakan yang menyakiti rakyat, menjual aset negara ke asing, dan dari berbagai indikasi yang ada, sangat mungkin juga tak punya keberanian membela negeri, jika memang harus berhadapan dengan penjajah.
(Ustadz Muhammad Abduh Negara)
Post a Comment
Post a Comment