Belakangan ini di internal Muhammadiyah banyak sekali membahas perbedaan antara Muhammadiyah dengan wahabi... Hal ini terjadi akibat semakin banyak ditemukan warga Muhammadiyah 'rasa Salafi', baik dikalangan kultural, maupun struktural dibawah...
Ini tidak perlu diherankan, karena dalam sejarahnya Muhammadiyah sendiri tidak lepas dari pengaruh gerakan Wahabi, meski tidak secara langsung... Bahkan tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Buya Hamka pun dulu pernah dicekal oleh Mufti Johor, karena dianggap wahabi... Dan memang sebelum ramai berkembang kajian-kajian salafi di Indonesia, ormas-ormas Islam berhaluan modernis seperti Muhammadiyah dan Persis inilah yang direpresentasikan sebagai Wahabi...
Adapun dari segi sosio-psikologis, Muhammadiyah dan Salafi memiliki kesamaan sebagai 'minoritas' yang acapkali menerima perlakuan represif dan tidak adil dari kelompok mayoritas...
Bagi orang awam, Muhammadiyah itu ya Wahabi... Yang nampak dimata awam, yang ga qunut Subuh, ga tahlilan, ga maulidan, dll itu pasti Wahabi...
Titik tolak
Meski sebenarnya Muhammadiyah sangat toleran terhadap perbedaan pendapat, namun sikap sebagian warga dan pengurus Muhammadiyah yang terpengaruh faham Salafi yang seringkali menyalah-nyalahkan pandangan Muhammadiyah itulah yang menyebabkan hubungan Muhammmadiyah dengan jamaah Salafi yang selama ini tidak bermasalah belakangan mulai memanas...Saya melihat dari tulisan beberapa kawan Muhammadiyah, baik yang sekedar menjabarkan perbedaan antara Muhammadiyah dengan Salafi, maupin yang berisi kritik terhadap paham Salafi, diantaranya ada yang proporsional dan ada yang berlebihan...
Secara pribadi, saya memaklumi adanya reaksi dari kawan-kawan Muhammadiyah akibat 'infiltrasi' Salafi di lingkungan Muhammadiyah... Dan saya setuju Muhammadiyah melakukan antisipasi untuk melindungi ideologinya dengan memberikan penjelasan kepada warganya mengenai perbedaan-perbedaan Muhammadiyah dengan Salafi... Karena memang umumnya orang awam, termasuk warga Muhammadiyah sendiri menyamakan Muhammadiyah dengan Salafi...
Hanya saja, dalam memberikan penerangan kepada warga Muhammadiyah (mengenai Salafi) itu hendaknya dilakukan secara adil dan proporsional...
Semangatnya harus murni untuk meluruskan, mencerahkan dan memahamkan... Bukan untuk mencari2 keburukan dan mengada-adakan yang tidak ada, sehingga alih-alih memberikan pencerahan, malah menambah fitnah dan permusuhan...
Apa kabar liberalisme di tubuh Muhammadiyah?
Jika dalam menghadapi 'infiltrasi' wahabi kedalam Muhammadiyah, warga Muhammadiyah dari atas kebawah, dari kultural hingga struktural cenderung kompak, tidak demikian halnya ketika menghadapi infiltrasi paham liberal...Mungkin hal ini dikarenakan 'infiltrasi' Wahabi berlangsung di akar rumput, sehingga bersentuhan langsung dengan warga arus bawah... Belum lagi jika masalahnya sudah merembet amal usaha... Jadilah reaksi dan antisipasi dilakukan diberbagai tingkatan...
Lain halnya dengan 'infiltrasi' faham liberal yang masuk dari jajaran elit dan struktural... Penolakan hanya terjadi di arus bawah, sementara elit terbelah... Sehingga tidak pernah kita dapati pernyataan dan sikap resmi persyarikatan mengenai faham Islam liberal ini... Bisa dikatakan, soal liberalisme ini sikap Muhammadiyah 'menggantung'...
Muhasabah
Sebagai organisasi tentu Muhammadiyah perlu menjaga marwah dan ideologinya dari infiltrasi kelompok luar jika ingin tetap mempertahankan eksistensinya...Tapi sebelum menyalah-nyalahkan pihak luar, ada baiknya kita bermuhasabah melihat kelemahan diri... Diantaranya,
1) Giatkan dakwah digital...
Salah satu keberhasilan dakwah Salafi adalah banyaknya mereka memuat kajian2 via media digital seperti youtube, sementara Muhammadiyah kurang responsif soal dakwah digital...
2) Penerbitan dan Literasi...
Salafi sangat loyal membagi-bagikan dan menerbitkan buku-buku dakwah, sementara Muhammadiyah bisa dikatakan jauh tertinggal... Lihat saja ketika IBF, banyak sekali penerbit-penerbit Salafi, bahkan syiah dan Ikhwan, namun tidak satupun didapati penerbit Muhammadiyah...
Dari segi karya tulis, Muhammadiyah juga kurang responsif dengan kebutuhan warganya akan ilmu... Khususnya ilmu yangg berkaitan debgan Fiqih, Aqidah dan Tazkiyatun nafs...
Kekosongan inilah yang diisi Salafi... Sehingga warga Muhammadiyah yang kritis dan haus ilmu mau tidak mau mencari alternatif lain yang bisa memuaskan 'dahaga' mereka...
Mereka ke toko-toko buku mencari buku-buku tentang aqidah, fiqih dan tazkiyatun nafs, bertebaran buku-buku Salafi...
Mereka mencari buku-buku tentang pemikiran dan politik Islam, bertebaran buku-buku Ikhwan, Hizbut Tahrir, dan lain-lain...
Lho, bukankah banyak karya-karya Buya Hamka dan DR. Adian Husaini tentang pemikiran dan politik Islam?...
Memang iya, tapi itu pemikiran pribadi mereka... Dan pemikiran mereka tidak 'dipakai' oleh PP?...
Menyikapi Salafisme dan Liberalisme... Membedakan antara paham dengan sikap
Salafi sebagai sebuah PAHAM dalam Islam tidak perlu dipermasalahkan (meski ada beberapa pandangan yang sah-sah saja untuk dikritik secara ilmiah dan pendapat oknum-oknun yang cenderung ghuluw)... Kritik terhadap Salafi seharusnya lebih dititik beratkan kepada SIKAP sebagian mereka yang kurang menjaga adab dakwah...Kritiklah Salafi soal pandangan mereka tentang ulil amri, demonstrasi, dll...
Silahkan berdebat soal isbal, cadar, foto, musik, dan lain-lain secara ilmiah dan rasa saling menghormati dan tdk berolok-olok...
Adapun soal Islam liberal harus disikapi dengan tegas, karena faham liberal (yang berkaitan dengan relativisme agama, dekonstruksi syariah, dan desakralisasi Al-Quran) sudah menabrak pokok-pokok aqidah Islam...
Sayangnya, seringkali kita hanya reaktif terhadap apa yang ada didepan mata kita, namun abai terhadap apa yang tidak nampak...
Kita marah masjid kita diambil alih... Tapi kita tidak khawatir ketika kader-kader muda kita mulai bersuara 'semua agama benar', 'Syariat Islam ga perlu', 'Poligami haram', dll...
Padahal ketika masjid kita diambil alih itu belum tentu merugikan akhirat kita... Tapi pasti merugikan akhirat pihak yang mengambil alih... Tapi ketika aqidah kader-kader muda kita yang diambil alih, itulah yang akan membunuh Muhammadiyah secara perlahan...
---
Wallahualam...
(Sumber: Faisal)
Post a Comment
Post a Comment