Ghirah Islam

Contact form

©2012 Ghirah Islam's Blog | Design by - PB Templates | Distributed by FB Templates

Featured Section

Breaking Ticker

Salafy dan Wahaby (Haroky)

Post a Comment
Apa beda Salafy dan Wahaby? Dalam istilah makna ya sama saja. Sama-sama kaum Muwahhidun, beraqidah Salaf, menjunjung tinggi tauhid, meyakini Allah bersemayam diatas Arsy, tidak tahlilan, tidak Maulidan, tidak tawasulan, tidak qunut Shubuh, dan lainnya. Tapi aktifitas di lapangan berbeda.

Salafy itu untuk sebutan yang positifnya, sedangkan Wahabi itu dulunya penyebutan miring untuk kaum Salafy tersebut. Tapi di era milenial belakangan ini, makna Wahaby bukan lagi untuk penyebutan berkonotasi miring, melainkan menjadi sebuah indentitas yang khas.

Kalau Salafy biasanya ulama rujukannya dari Arab Saudi. Kalau Wahabi sebagian dari Saudi sebagian lagi dari ulama di luar Saudi. Sebut saja PKS, IM (Ikhwanul Muslimin), dan semisal dengannya, bahkan Muhammadiyah sering disebut Wahaby. Kesimpulannya, Wahaby itu adalah jamaah Islam yang berhaluan Salaf tapi prioritas dakwahnya berbeda dengan Salafy. Namun secara umum kaum pergerakan itu bukan cuma Wahaby, tapi semua ummat Islam yang dominan berbicara tentang kepemimpinan, politik, dan semisal dengan itu.

Salafiyyun lebih fokus berdakwah menyebarkan ilmu agama, mencerdaskan aqidah ummat, sedangkan Wahaby kebanyakan fokus di pergerakan. Salafy lebih kokoh dengan keyakinan Salafnya, sedangkan Wahaby lebih banyak menekankan toleransi pada hal-hal yang bersifat furu' demi persatuan ummat. Jadi bisa kita lihat, dalam masalah-masalah amaliyah seperti maulidan, isra' mi'raj, perayaan tahun baru Islam, kaum pergerakan (Wahaby) ini tidak mempersoalkan, malah ada yang turut merayakannya, sepanjang dilakukan tidak melanggar syariat, tidak masalah kata mereka. Beda dengan Salafy yang benar-benar menganggap semua amalan diatas yang tidak ada dicontohkan oleh Rasulullah maka dihukumi bid'ah.

Kalau anda berteman dengan orang-orang Wahaby (tidak semua, tapi kebanyakan), maka nyaris tidak akan anda dapatkan postingan-postingan yang menyejukkan dan membangkitkan semangat beribadah. Mereka kebanyakan membahas ghazwul fikr / konspirasi musuh-musuh Islam, mengkritisi ketidak adilan penguasa, mengkritisi kesalahan Salafy, mengkritisi para ahli bid'ah, siyasah/politik, jihad, masalah ekonomi, mentahzir penista agama, lebih banyak menekankan persatuan walau aqidahnya berbeda.

Memang sih masalah-masalah diatas adalah masalah ummat juga, tapi saudara-saudara kita kaum pergerakan ini lebih fokus kesana ketimbang memotifasi orang untuk semangat beribadah.

Bahkan saya pernah melihat aktifitas salah satu da'i Wahaby di medsos, nyaris tidak ada postingan-postingan kajian ilmu, tidak ada nasehat-nasehat / hal-hal yang menyentuh keimanan. Yang ada kebanyakan membahas masalah apa yang sedang viral atau mengkritik kesalahan seseorang. Apa saja yang sedang viral baik itu info artis mau pun info sesama para aktifis dakwah, kalau itu merupakan berita hangat, maka dibuat screenshoot, dijadikan status dan dikritik atau dikomentari ramai-ramai oleh para fans/pengikutnya dalam versi islami mereka. Tak jarang kata-kata kasar atau gelar-gelar jelek pun turut meramaikan.

Menjadi tanda tanya bagi saya. Kenapa para aktifis Wahaby jarang mengisi aktifitas medsos mereka dengan kajian-kajian ilmu. Sehingga saya sampai berkesan, kaum Wahaby ini kurang berminat dengan ilmu agama.

Berbeda dengan aktifitas para Salafiyyun. Hari-hari mereka sibukkan dengan kajian ilmu, share nasehat dari para ulama Salaf, lainnya. Nyaris tidak akan anda dapatkan postingan-postingan kritikan atau hal-hal yang unfaedah lainnya.

Penulis dulunya termasuk dari pengikut kaum pergerakan ini. Spirit dan ghirah Islam penulis dulu berapi-api. Sering mengingatkan ummat akan bahaya konspirasi musuh-musuh Islam, teriak-teriak Khilafah, mengkritik ketidak adilan penguasa. Pokoknya bahasan favorit waktu itu adalah masalah liberalisme, sekulerisme, nasionalisme dan isme-isme lainnya. Sementara ilmu agama dan spirit ibadah, ga ada alias NOL... Sholat pun masih di rumah, itu pun gerakan shalat dan cara wudhu masih banyak salah. Shubuh pun sering terlelap, baca Qur'an ga pernah, puasa sunnah kaga. Masih hoby dengar musik, ngerokok kuat. Semangat membela Islam terlalu tinggi, tapi isinya ga ada.

Semenjak kenal dakwah Salaf, banyak hal positif yang penulis dapatkan, walau belum sempurna beramal. Hati ini lebih tentram, Semakin kenal sama Allah, lebih terpacu untuk beribadah / beramal shaleh, lebih semangat belajar ilmu agama, lebih pertengahan dalam menyikapi masalah, dan lainnya. Semua yang baik-baik itu auto muncul lho. Lha benar kan? Kalau keimanan dan ilmu agama itu sudah ditanamkan dengan benar. Maka semua yang kita lakukan dalam hal apapun, insyaAllah terarah. karena apa pun yang dilakukan, orientasinya karena Allah, karena Islam. Maka menjadilah kita orang mukmin / bertaqwa.

Hal inilah yang harusnya kita benahi dulu pada ummat dengan menguatkan aqidahnya. kenalkan dulu mereka pada Allah, tanamkan semangat untuk beribadah dan cinta kepada agama. Bulan malah menakut-nakuti ummat dengan lebih banyak membahas segala konspirasi, membahas politik, membahas kepemimpinan, membahas ekonomi (buy muslim first), dan lainnya. Ummat awam mana ngeh dengan yang ginian. Terlalu ribet bahasannya. Benar atau ga?

Jujur, ngebahas tentang konspirasi, politik, perang pemikiran, dan semisalnya itu melelahkan hati lho, ga ada adem-ademnya.

Dakwah Para Ikhwah Salaf Itu Lebih Menentramkan Hati

Dakwah ustadz-ustadz Salafy itu menentramkan hati, membuat orang sadar, membuat orang tersentuh kepekaan imannya, membuat orang lebih semangat beribadah, membuat orang lebih mencintai agamanya.

Ustadz-ustadz Salafy sangat gencar mendakwahkan tentang keutamaan-keutamaan suatu amalan, hingga orang awam pun termotifasi beribadah. Apa balasannya kalau sering istighfar, apa balasannya kalau sering shalat berjamaah di masjid? Apa balasannya kalau sering bersedekah? Dan lainnya.

Anda bisa lihat tayangan video ceramah ustadz Khalid Basalamah hafidzahullah, bagaimana dia mengatakan Allah itu suka jika hambaNya manja kepadaNya. Dengan bahasa indah seperti itu bisa menggugah keimanan seseorang untuk bisa lebih dekat kepadaNya.

Atau anda bisa melihat tayangan video ceramah ustadz Luthfi Abdul Jabbar hafidzahullah yang mengatakan bahwa ikhtiar berdoa, bertaubat, taqwa itu lebih dahsyat ketimbang ikhtiar duniawi. Ini juga bisa memompa spirit keimanan seseorang.

Atau anda bisa melihat video ceramah ustadz Firanda Andirja hafidzahullah, yang mengatakan bahwa manusia itu diciptakan Allah bukan untuk cari rezeki tapi untuk beribadah kepada Allah. Allah telah menjamin rezeki para mahluknya. Cari rezeki sekedarnya, ibadah yang utama. Dengan bahasa seperti ini bisa membangkitkan percaya diri bagi orang yang memang lemah dalam mencari rezeki dan ia hanya bersandar kepada Allah dengan segala kekurangannya.

Salafy lebih banyak menaikkan semangat keimanan seseorang dengan dakwahnya yang menyasar kepada kepekaan hati agar orang tersebut semakin mendekat kepada Allah.

Karena aktifitas dakwah mereka yang masif maka banyak ummat yang awam yang tertarik, banyak orang awam yang tercerahkan, banyak orang yang mendapatkan hidayah, banyak orang-orang yang bertaubat, banyak orang yang lebih termotifasi untuk beribadah.

Bisa anda lihat semakin banyak wanita yang berbusana syar'i, yang memakai cadar. Semakin banyak orang tersadarkan tentang haramnya riba, haramnya berpacaran, dan lainnya.

TAK HERAN DAKWAH SALAF BERKEMBANG PESAT. SEMAKIN DIBENCI ORANG, SEMAKIN DISUKAI KAJIANNYA, SEMAKIN TAK TERBENDUNG PENYEBARANNYA. KAJIAN-KAJIAN PARA USTADZ SALAFY DIBANJIRI JAMAAH, MASJID TUMPAH RUAH.

Adakah ini semua didapatkan dari kaum pergerakan, yang katanya super moderat, super toleransi, super menjalin ukhuwah?

Sependek yang saya lihat di medsos, aktifitas Wahabi Haroky itu kebanyakan mengkritik. Yang dikritik kalau ga kesalahan Salafy ulil amri, ya kaum kuburiyyun, kaum jahmiyah, kaum munafik / kafir yang memusuhi Islam. Sangat jarang dari mereka membahas ilmu agama yang memotifasi keimanan.

Anda bayangkan kalau tiap hari orang awam dijejalkan status-status perdebatan, kritikan, apa engga terprofokasi hati ini, apalagi disertai dengan komentar-komentar tendensi, bar-bar dengan minim akhlak. Apa faedah yang didapat? Kedengkian, kebencian dan emosi.

Boleh sih mengcover pemikiran-pemikiran keliru / sesat, tapi jangan dijadikan rutinitas. Soalnya bahasan-bahasan yang mengandung konflik / debat cenderung menjadi hal yang tak ada manfaatnya, bahkan bisa jadi dosa. Tahu sendirilah lisan kita ini masih belum bisa dikontrol, walau kita sudah berilmu.

Menurut saya ummat yang awam ini jangan dulu disodorkan kajian-kajian dengan tema yang berat-berat, apalagi bahasan-bahasan mengundang debat, profokasi dan konflik.

Simpel aja, ajak ummat mencintai Allah dan RasulNya dengan sering menshare keutamaan amalan-amalan, menshare kata-kata hikmah para syaikh/ulama yang bisa membangkitkan keimanan ini, yang bisa bikin hati ini terpaut kepada Allah dan RasulNya. Agar ummat termotifasi beribadah, agar ummat cinta kepada agamanya. Katanya ummat ini sudah jauh dari agamanya. Katanya sekulerisasi dan liberalisasi sudah tak terbendung meracuni anak-anak muda? Katanya banyak masjid sepi jamaah? Lha gimana semua itu mau berubah kalau yang dibahas adalah hal-hal yang tak membangkitkan keimanan mereka.

Salafiyyun sering disalahkan karena asyik tahdzir, asyik ngebahas bid'ah, dakwah-dakwahnya kaku dan keras. Makanya ummat menjauh. Manhaj Salaf dijauhi orang karena pendakwahnya tidak bersikap hikmah.

Hey kaga salah tuuuuh...???!!!

Justru dakwah Salaf makin pesat penyebarannya, makin banyak pengikutnya. Kekakuan dan tidak simpatinya dakwah Salaf hanya dilakukan oleh segelintir oknum. Faktanya banyak ustadz-ustadz Salafy yang moderat, lebih merangkul ke sesama dengan tanpa mengorbankan prinsip keyakinan Salaf mereka.

Orang-orang yang memeluk manhaj Salaf kebanyakan hari-harinya diisi dengan hal-hal bermanfaat, seperti menyebarkan ilmu agama dan nasehat, bukan cela sana, cela sini, kritik sana, kritik sini.

Ingatlah, kalau kita mencintai sesuatu, maka kita pasti terus menerus membicarakan dan membahas tentang yang kita cintai tersebut. Kalau kita cinta dengan ilmu dan nasehat, maka kita akan terus menerus membahasnya, sebagaimana juga kalau kita maniak dengan tema-tema politik dan konspirasi, maka kita pun tak lepas dari membicarakannya.

Mari kita berislam bukan hanya semangat di luar, tapi didalam juga diisi. Semangat bela Islam harus juga diiringi semangat menuntut ilmu. Semoga Allah memberikan kita taufiq dan hidayahnya.

Selamat menyambut bulan Ramadhan 1445 Hijriyah..
Difan
Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Related Posts

Post a Comment