Oleh Zulkarnain Elmadury
Kalau Buya Hamka sebagai seorang ulama berwawasan Nusantara dengan berbagai karyanya di dalam menanggapi gerakan Wahabi, pengaruhnya cukup besar di Indonesia terutama di dalam melatarbelakangi lahirnya Muhammadiyah. Buya Hamka menyebutkan bahwa Wahabi sangat berjasa dan berperan penting dalam gerakan dakwah Muhammadiyah. Demikian pula Bung Karno di dalam buku Bendera Revolusi tulisannya menyebut gerakan Wahabi sangat sangat positif di dalam mendobrak pemikiran Jumud di Indonesia. Yang jelas tokoh-tokoh masa lalu sekelas Agus Salim Ustadz Hasan Bandung, M Natsir, dan berbagai tokoh pergerakan Indonesia menyebut Wahabi besar jasanya terhadap gerakan kemerdekaan di Indonesia. Terutama di dalam membangun intelektualitas keislaman memberikan corak tersendiri dari berpikir pasif menjadi reaktif dan proaktif dalam berbagai kencah gerakan gerakan Islam.
Tokoh-tokoh besar Islam di awal kemerdekaan hampir seluruhnya Wahabi dan mengikuti tren tren Wahabi, meskipun bukan Wahabi. Terutama gerakan pemurnian akidah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh wahhabi yang begitu kuat dan kental dalam konsekuensi beragama.
Kalau ada yang anti Wahabi ketika itu adalah hanyalah Islam tradisional yang berwawasan kampungan dan menginginkan Islam hanya bergerak di bidang fiqih saja dan tidak pada semua Lini kehidupan. Islam tradisional ini pernah menghadang laju nya Muhammadiyah dengan berbagai antisipasinya yang dilakukan dalam rangka membungkam Muhammadiyah. Islam tradisional ini pernah mengkafirkan Muhammadiyah di awal perkembangannya, bahkan membakar mushola Kyai Haji Ahmad Dahlan, disamping mengancam nyawanya. Berbagai pola dan corak antisipasi dilakukan terus-menerus terutama belahan Jawa Timur menjadi basis anti Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Padahal yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan hanya sekedar menghindarkan umat Islam dari cara berpikir jumud dengan menebas keyakinan dan amalan TBC ( Tahayul Bid'ah dan Churafat). Menjauhkan umat Islam dari berbagai praktek penyimpangan dalam Islam di samping membentengi Islam dengan aqidah murni sesuai dengan petunjuk Quran dan Sunnah, ( meskipun belakangan beredar buku karangan yang disandarkan pada Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang disebut fikih Ahmad Dahlan dicetak tahun 1927, tetapi buku ini sepertinya tidak asli tulisan Kyai Haji Ahmad Dahlan Kalau mengikuti penuturan dari keluarga Kyai Haji Ahmad Dahlan sendiri), pro dan kontra Kyai Haji Ahmad Dahlan masa itu bagian dari dialektika zaman itu yang memang masih terpuruk pemikiran keagamaannya, karena agama sama dengan adat Jawa dan adat istiadat Kampung lainnya, tak terpisahkan dari umat Islam di Indonesia. Karena Islam di Indonesia hadir dalam bentuk prespektif kampungan berdasarkan asal daerah masing-masing, yang bisa disimpulkan bahwa Islam identik dengan budaya kampung di mana Islam itu dikembangkan. Adalah merupakan tantangan sendiri bagi KH Ahmad Dahlan di dalam mendobrak benteng-benteng parsialisme agama ini.
Di satu sisi juga tidak sedikit orang yang berkoar-koar menyebut dan mengklaim diri sebagai penganut madzhab Syafi'i, tetapi prakteknya jauh dari Imam Syafi'i hanya berdasarkan penyandaran belakang yang jauh panggang dari api. Praktik-praktik hinduisme yang masih melekat di dalam tubuh umat Islam menjadi trendi tersendiri yang dikuatkan dengan alibi bahwa itu adalah sebuah kebenaran berdasarkan perintah nabi, padahal hanya sebuah pola pengembangan pemikiran dengan memaksa diri untuk disebut ajaran Islam.
Kemasan-kemasan Islam digunakan mereka hanya untuk menghilangkan identitas kampungnya, seperti kemasan-kemasan zikir dan doa dan berbagai rangkaian amalan lainnya digunakan mereka guna menutupi anggapan bahwa itu warisan nenek moyang mereka sebelum Islam masuk ke Indonesia.
Namun akhir-akhir ini ada serangan bertubi-tubi dilakukan dengan menciptakan bola salju yang cukup membahayakan bagi umat Islam, seperti lukisan Wahabi yang sengaja dibuat oleh mereka untuk memberikan warna dan image Wahabi adalah sebuah gerakan membahayakan dan sesat, dengan mengarahkan moncongnya terhadap dakwah dakwah Salafiyah yang dipandu oleh wajah-wajah muda yang berwawasan Manhaj dan mazhab Salaf. Sejak maraknya Salaf dakwah Salaf dimulai tahun 90-an banyak mata memandang jika dibiarkan berlarut-larut banyak generasi muda yang akan terseret ke dalam pemahamannya seperti bertindak radikal dan ekstrem di dalam Islam. Gambaran buruk dan negatif yang diarahkan kepada dakwah Salaf ini dikaitkan dengan berbagai terorisme serta kejahatan dunia bahkan mengikuti trendy anti Wahabi tingkat dunia yang disponsori oleh negara-negara Syiah dengan menggambarkan Wahabi itu sebagai gerakan produksi Inggris.
Lalu muncul istilah wahabisme dan salafisme sebagai melodi mereka di dalam mengusik umat supaya tidak mendekati gerakan tersebut. Bukan saja dakwah anti Wahabi, tetapi juga terbit berbagai macam buku anti Wahabi yang dijadikan Momo penakut kepada umat Islam agar umat Islam bisa dihalau dari kawasan yang disebut Wahabi tersebut. Di antara buku-buku yang ditulis oleh mereka seperti buku sekte berdarah Wahabi, cara mudah menghadapi kesesatan Wahabi dan banyak buku-buku lainnya yang intinya adalah DEWAHABISASI yang dirancang oleh sebuah kelompok yang punya andil besar di dalam melindungi kebiasaan-kebiasaan Islam tradisi ketimuran. Selain usaha-usaha pembubaran berbagai kegiatan pengajian yang dilakukan secara struktural dan masif di berbagai tempat bagian dari rasa ketakutan yang berlebihan.
Kini muncul aliran-aliran muda Muhammadiyah yang terjangkit penyakit apatisme memahami pergerakan Salafi selain terimbas pemikiran-pemikiran anti Wahabi dan di sisi lain melahirkan liberalisme sebagai senjata menghadapi Wahabi, liberalisme yang diagungkan ini menjadi standar yang harus sukses bagi mereka diantara salah satunya menumpang gerakan anti Wahabi sehingga diharapkan banyak dukungan dari umat Islam yang tidak memiliki pengetahuan agama. Tidak sedikit media-media mereka ini yang mengklaim diri sebagai generasi muda Muhammadiyah menebarkan tulisan arti Salafi Wahabi dengan berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada mereka, bahwa mereka itu adalah gerakan yang sangat membahayakan dengan isu merampas aset-aset dan menduduki Masjid Muhammadiyah. Merasa kantong-kantong liberal di Muhammadiyah mulai tertutup mereka bikin gerakan penyusupan sebagai penumpang gelap anti Wahabi guna menggerakkan masyarakat awam menumpas Wahabi di Indonesia seperti layaknya menumpas PKI, gagasan bodoh ini ditampilkan oleh kalangan muda liberal Muhammadiyah yang dikenal dengan jaringan intelektual liberal muda Muhammadiyah yang berwawasan sama dengan gerakan-gerakan anti Wahabi lainnya. Memang tidak bisa lepas dari kontribusi otak yang sama di dalam merancang anti Wahabi karena memang dari orang yang sama aliran di dalam menebas serta menutup akses akses pintu masuk agar umat Islam tidak mendekati Salafi Wahabi.
Gerakan liberal Muhammadiyah ini mulai Tersisih dari Muhammadiyah karena banyaknya orang di Muhammadiyah yang anti liberal dan anti Syiah membuat gerakan ini cerah dan tidak bisa nyaman melihat gerakan Salafi yang leluasa di Muhammadiyah. Tak mau melihat kenyataan jika di dalam tubuh Muhammadiyah sejak awal sudah tertanam pemahaman pemahaman Salaf sekalipun di dalam penampilannya agak berbeda dengan Salafiyah tetapi tidak pernah membuat gaduh sebagaimana dilakukan oleh orang-orang di luar Muhammadiyah. Kalau hari ini muncul gerakan separatisme di Muhammadiyah yang anti Salafi Wahabi adalah bagian dari rasa putus asa liberal yang merasa tidak mendapat tempat. Manhaj liberal yang mereka anut ini bukan tidak banyak menghabiskan dana sebagai proyek meliberalkan Muhammadiyah lewat anak-anak muda Muhammadiyah, tetapi cukup banyak dana yang dikeluarkan oleh mereka di dalam mengembangkan ayat-ayat liberal yang dibuat oleh mereka di Muhammadiyah namun kalau harus terbendung dengan paham Salafi yang satu satunya adalah dengan menebas pemikiran-pemikiran Salafi melalui berbagai cara cara yang dianggap halal oleh mereka. Sebagaimana kuburiyun berpikir demikian pula liberal Muhammadiyah berpikir yaitu bersepakat dan bersama mengubur Salafi agar tidak hidup di Indonesia dengan slogan-slogan dalam rangka menjaga Muhammadiyah.
Mestinya kalau memang benar-benar kader Muhammadiyah tidak perlu ada yang ditakuti dari gerakan dakwah Salafi ini dan seharusnya menjadi tantangan besar bagi warga Muhammadiyah untuk merapatkan barisan menuntut ilmu lebih jauh lagi yang mampu menggali kekuatan-kekuatan besar di dalam membangun Muhammadiyah tidaklah kemudian menjadi orang-orang yang pasif di dalam pengetahuan agama dan lebih konsentrasi kepada politisasi organisasi yang dilakukan oleh banyak orang di Muhammadiyah, dengan tujuan melepaskan Muhammadiyah dari apa yang dinamakan cengkraman Salafi, padahal sebenarnya karena Muhammadiyah yang pernah menjadi sponsor gerakan pembersihan TBC ini telah kehilangan banyak tenaga karena terlalu di porsir dan sibuk menjaga aset Muhammadiyah, sehingga hilang keseimbangan seperti orang-orang yang berilmu agama yang semakin menyusut yang seharusnya Muhammadiyah menjadi Gerakan Anti taklid buta, Dan tidaklah sebaliknya Muhammadiyah menjadi sarang orang-orang yang taqlid buta. Perlu kemampuan dan intelektualitas keagamaan di Muhammadiyah ini dibangun sedemikian kuatnya di dalam membentengi arus pemikiran yang datang dari luar apapun bentuknya dan hanya ada satu gerakan dakwah Muhammadiyah yang memang benar-benar terdiri dari orang-orang yang berilmu agama bukan hanya sekedar menumpang kekuatan Tarjih Muhammadiyah tanpa memiliki otoritas dan kemampuan menciptakan yang lebih bagus dari sebelumnya. Bukan hanya dengan sekedar Imu apa adanya lalu sudah merasa bahwa dirinya Muhammadiyah meskipun sebenarnya tidak memiliki pengetahuan sedikit pun terkait gerakan dakwah Muhammadiyah yang penting bisa mendapatkan hasil banyak dari Muhammadiyah, meskipun sebenarnya sangat awam di bidang keagamaan, yang penting muncul sebagai sosok terhormat di Muhammadiyah Meskipun tidak tahu apa-apa. Inilah yang tentunya sangat membahayakan bagi gerakan Muhammadiyah, jika menggunakan semboyan tiada rotan akar pun jadi karena yang akan mengisi Muhammadiyah bukan lagi orang orang yang ahli agama tetapi yang banyak menggarap gerakan Muhammadiyah ini terdiri dari orang-orang yang ahli politik versi Muhammadiyah, semoga tulisan ini bisa menggugah muda mudi Muhammadiyah untuk bergerak leluasa menguatkan mintal Muhammadiyah dibidang keagamaan, menguasai berbagai disiplin ilmu di bidang keagamaan sehingga memang Muhammadiyah adalah gerakan dakwah yang bisa diandalkan dalam semua zaman.
Sumber: FP Syarah Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah
Post a Comment
Post a Comment